Sebenarnya aku sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rasa nasionalisme akan terbakar ketika aku melihat perjuangan para pahlawan masa kini yang sedang bertarung untuk memberikan dan meninggikan kehormatan bangsa di mata negara lain. Bertarung bukan berarti berperang seperti yang orang lakukan seabad yang lalu. Tetapi berperang secara elegan lah yang dapat membawa martabat bangsa ini lebih dihormati oleh negara lain.
Tetapi tiga hal yang terkadang membuatku merasa benci saat memikirkan kondisi bangsa ini. Inilah dia ketiga hal tersebut.
Bahkan wakil rakyat kita yang sedang duduk di kursi empuk seharga 24 juta itu kebanyakan juga berkorupsi. Mungkin ini adalah sebuah tradisi yang telah diturunkan oleh petinggi negara kita ketika jaman orde baru. Jaman awal budaya korupsi kita berlangusung.
2. MISKIN PEMIMIPIN
Bagaimana tidak. Indonesia memang miskin pemimpin. Sudah Tidak ada lagi Bung Karno baru yang berani untuk membela nasib ratusan juta penduduk lemah. Sekarang hanya ada pemimpin yang cuma ingin memperkaya diri, memperkaya keluarganya, memperkaya kroninya, dan gila akan kekuasaan.
Di tengah kondisi masyarakat kita yang tidak punya semangat, hancur, dan terpuruk, wakil kita yang malah enak-enakkan duduk di kursi yang harganya sangat tidak masuk akal itu. Mereka dengan rileksnya menghambur-hamburkan uang milik rakyat untuk kepentingan yang tidak ada manfaatnya. Membeli karpet ruang rapat seharga milyaran rupuiah adalah salah satu contohnya. Dan yang paling gila lagi adalah penggelontoran uang 2 milyar lebih hanya untuk membeli kalender yang akan dipasang di ruang para anggota dewan. Sungguh mereka memang tidak memiliki hati nurani. Sungguh mereka tidak bisa memikirkan perjuangan para pelajar kita yang harus menyebrangi sungai deras untuk menuntut ilmu.
Memang, mereka semua kaya harta dan rakus akan kekuasaan. Tetapi rakyat telah melihat bahwa mereka sangat sangat MISKIN MORAL, TIDAK PUNYA KESADARAN untuk memikirkan nasib rakyat lemah, dan EGOIS.
3. ROKOK SUDAH MENJADI KEBUTUHAN POKOK KE-2
Mungkin ini adalah pendapatku yang paling subjektif diantara dua pendapat yang yang telah aku sebutkan di atas tadi.
Kaget melihat anak kecil di Indonesia sudah bisa merokok? Kaget anak-anak sekolahan di Indonesia merokok sewaktu pulang sekolah? Kaget melihat banyaknya perokok yang berkeliaran di tempat umum? Ah, kemana saja anda selama ini? Inilah Indonesia bung. Surganya para perokok.
Sadarkah anda bahwa Indonesia sekarang menempati peringkat 3 dunia untuk jumlah perokok terbanyak. Bangga? Saya sangat prihatin atas kondisi ini. Di tengah kondisi masyarakat kita yang perekonomiannya sangat lemah, para produsen rokok dengan gencarnya mengiklankan produk mereka di setiap tempat kita berada. Sama sekali tidak ada larangan, apalagi pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan jumlah perokok di Indonesia. Pemerintah berdalih bahwa rokok sangat penting untuk peningkatan devisa negara
Jika kita bandingkan, di semua negara maju di Eropa dan Amerika, rokok sangat dibatasi dan hampir dilarang untuk beredar. Masyarakat disana menganggap bahawa rokok adalah benda yang tabu. Mereka para perokok akan merasa malu jika merokok di depan umum. Tapi lihatlah di negara kita, anak usia 3 tahun pun sudah berbakat morokok.
Ketegasan pemerintah kita sangat dibutuhkan untuk menekan produksi rokok. Perlu adanya aturan yang tegas dan tertulis untuk merealisasikannya.
1 komentar:
setujuuuu...
Posting Komentar