Pada suatu ketika terjadi perselisihan antara dua anak kecil. Dua bocah ingusan yang hidup di negara yang mengalami konflik sejak puluhan tahun silam. Kongo, wilayah yang dipenuhi oleh puluhan ribu anak kelaparan seperti mereka.
"hai, kapan terakhir kali kau makan". Seru Uska sambil berlari menuju Omon.
''Tadi pagi. Ada turis cantik yang memberiku roti. Lumayan buat
mengempiskan perut yang sudah bucit ini". Jawab Omon kegirangan.
'' Apa? Sial kau. Gak ngajak-ngajak aku. Perut ini belum terisi makanan sejak
kemarin. Harusnya kau ngajak aku tadi. Sudah lupa sama janji kita?." Sahut
Uska marah.
Uska marah.
Omon terdiam. Rasa kenyangnya hilang seketika karena ucapan Uska. Omon seolah-olah mendapat tikaman belati dari sahabatnya sendiri.
Memang sejak usia dua tahun mereka berdua sudah bersahabat. Lapar, kehujanan, telah mereka lalui bersama. Tapi kali ini Uska kecewa. Ikrar janji yang telah mereka buat telah dikotori oleh Omon. Janji itu adalah bila yang satu lapar maka yang lain juga harus lapar, jika yang satu kenyang maka yang lain juga harus kenyang. Sebuah janji konyol yang dideklarasikan oleh dua anak kecil.
"Ya udah lah. Aku mau cari makanan." Uska pergi meninggalkan Omon.
Wajahnya terliahat merah padam. Mungkin karena pengaruh lapar, jadi dia marah seperti itu.
" Hei, hei. tunggu dulu." Teriak Omon sambil melambaikan tangannya. Teriakannya itu tidak digubris oleh Uska yang sudah terlanjur kecewa.
Omon merasa bersalah karena telah mengingkari janji. Dia menyesali tindakannya yang ceroboh. Omon akhirnya duduk termenung di teras rumah kumuh tak berpenghuni. Dia meratapi kesalahannya.
"Ya udah lah. Aku mau cari makanan." Uska pergi meninggalkan Omon.
Wajahnya terliahat merah padam. Mungkin karena pengaruh lapar, jadi dia marah seperti itu.
" Hei, hei. tunggu dulu." Teriak Omon sambil melambaikan tangannya. Teriakannya itu tidak digubris oleh Uska yang sudah terlanjur kecewa.
Omon merasa bersalah karena telah mengingkari janji. Dia menyesali tindakannya yang ceroboh. Omon akhirnya duduk termenung di teras rumah kumuh tak berpenghuni. Dia meratapi kesalahannya.
0 komentar:
Posting Komentar