Rabu, 18 Juli 2012

Ternyata Rem Depan Juga Berpengaruh

| Rabu, 18 Juli 2012 | 3 komentar


HP Nokia ku yang gembrot bergetar. Aku terbangun dari mimpiku yang sangat indah. Nokia ini kembali bergetar. Aku mengumpulkan kesadaran untuk melihat HP yang baterei-nya tinggal dua strip ini. Getar tersebut ditimbulkan oleh sebuah sms yang dikirimkan oleh teman kosku, Reza. Dia meminta agar aku menjemputnya beberapa menit lagi di sebuah perempatan. Perempatana ini berjarak sekitar dua kilometer dar kosku. Dia baru saja datang dari kota kelahirannya, Karawang.

Aku melihat jam. Masih jam 7 pagi. Mataku seakan tidak bisa merasakan terangnya cahaya yang masuk melalui celah jendela kamarku. Aku bangkit dari rebahan. Dengan kesadaran yang seadanya, aku  menuju kamar mandi untuk membasuh mukaku yang kusut. Ah.. Betapa segarnya air sumur ini. Basuhan air ini langsung menghidupkan syaraf-syaraf wajah yang tadi sempat tidak berfungsi. Akhirnya kesadaranku lumayan terisi penuh.

Reza sms lagi. Katanya dia sudah sampai di perempatan. Tanpa mandi dan gosok gigi, aku  langsung nangkring di atas motor yang aku pinjam dari Mas Andi. Kutarik gas ini pelan-pelan. Langsung menuju tempat tujuan.

Sepanjang jalan tidak ada halangan sama sekali. Semuanya lancar seperti biasanya. Bensin penuh, ban tidak kempes, dan lampu depan menyala terang. Fasilitas motor pinjaman yang sangat memuaskan.

Mataku ini melihat lampu di perempatan sudah bertransformasi menjadi merah. Berjarak beberapa meter dari perempatan, tangan kananku sudah bersiap untuk menarik tuas rem depan. Namun hal yang tak terduga terjadi. Meskipun tuas rem telah aku tarik, tetap saja motor ini masih melaju kencang. Kaget langsung aku rasakan. Aku baru ingat kalau rem depan motor merah ini tidak berfungsi. Mungkin karena kesadaranku masih separo, jadi ingatanku juga ikut-ikutan menjadi separo. Setelah tersadar akan hal ini, aku langsung menginjak pedal rem belakang. Naas, rem belakang ini tidak mampu menahan laju motor yang sudah terlanjur kencang ini. Hanya ada sedikit perlambatan yang terjadi. Dengan ganasnya, motor ini menubruk sebuah motor yang sudah berhenti di perempatan. Spak bor belakang motor orang peyot karena serudukan band depan motor pinjaman ini. Sang pemilik motor yang ku tabrak tadi menoleh ke belakang. Wajahnay sangat menyeramkan. Seperti induk gorila yang kehilangan anaknya. Aku buru minta maaf atas kepadanya. Aku memasang wajah memelas untuk membuat dia iba. Beruntungnya diriku, dia kelihatannya tidak terlalu marah. Dia cuma melihat aku sekilas. Setelah itu dia kembali berkonsentrasi untuk persiapan lampu hijau.

Sungguh pengalaman yang cukup mengaketkan.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

h.h.i.l.r

jacintecacciola mengatakan...

The best mens titanium rings - ITN DOLBY
With our columbia titanium MENS-TINN-CART MENS TONICLES, we create aftershokz titanium the titanium hair perfect gift for you. Use our best titanium money clip MENS titanium rings titanium men\'s wedding band and your next MENS TOWER PIRATONIC MOUNDS.

sesutha mengatakan...

click for source wholesale sex toys,dildos,cheap sex toys,dildo,custom sex doll,sex chair,cheap sex toys,sex chair,wholesale sex toys read this post here

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Hak Cipta 2012 | catatansisis.blogspot.com | Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang | Desain Template Oleh - Siswanto